Makalah
Perekonomian Indonesia
Tentang
Praktek Perekonomian liberalis dan sosialis Indonesia
Disusun Oleh
Nama: M.Irwan.Z.Kaisupy
Kelas : 1EB12
Npm : 26214240
KATA PENGANTAR
puji dan syukur
penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul Sistem perekonomian Indonesia. Selain
sebagai tugas, makalah yang saya buat ini bertujuan memberi informasi kepada
para pembaca tentang Praktek
Perekonomian liberalis dan sosialis Indonesia
Dengan demikian tidak
akan tertinggal informasi mengenai perkembangan perekonomian di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
pihak-pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan agar kedepannya kami mampu
lebih baik lagi.
Depok ,5 Mei 2015
Penyusun
M. Irwan.Z. Kaisupy
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut kamus bahasa
Indonesia modern, sistem mempunyai arti sekelompok dari pendapatan peristiwa
yang di susun dan di atur baik-baik. Atau cara,metode yang terartur untuk
melakukan sesuatu. Setiap sistem memiliki tujuan. Suatu sistem dapat terdiri
dari beberapa subsistem yang biasa di sebut bagian,unsure dan komponen.
sistem perekonomian
Indonesia sudah terjadi pada awal peradaban manusia. Orang-orang sudah
melakukan kegiatan ekonomi dalam hal produksi, hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri atau kelompoknya saja. Dengan kata lain saat itu orang-orang belum
terlalu berpikir untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk pihak lain atau dengan
orang yang tidak di kenal. Walaupun orang-orang itu harus berhubungan untuk
memperoleh barang lain itu di sebut dengan barter, untuk kepentingan
masing-masing orang. Barter mempunyai arti perdagangan dengan jalan tukar
menukar barang.
Dengan semakin
bertambahnya jumlah manusia beserta kebutuhannya maka sangat di perlukan sistem
perekonomian yang bisa mengatur dan merencanakan. Supaya sistem perekonomian
lebih teratur dan terencana.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah. Sebagai berikut :
1. Bagaimana sitem
perekonomian liberalis dan sosialis di Indonesia ?
2. Apa saja contoh
praktek perekonomian liberalis dan sosialis di Indonesia ?
Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Ekonomi Liberal dan Sosialis di Indonesia
2. Untuk mengetahui contoh praktek perekonomian liberal dan sosialis di
Indonesia
PEMBAHASAN
SISTEM EKONOMI LIBERALIS DI INDONESIA
Jika kita lihat lagi dampak yang
ditimbulkan dari adanya ekonomi liberal, dengan demikian maka ketimpangan
ekonomi, kesemena-menaan dan kesenjangan sosial akan terjadi. Karena yang kaya
akan semakin menjadi kaya sedangkan yang miskin akan semakin menjadi miskin
karena tidak adanya pemerataan ekonomi di seluruh lapisan masyarakat. Fakta
lapangan telah mengatakan bahwa peran liberal hanya dimiliki oleh sekelumit
orang saja yang mampu bertahan dalam keadaan tersebut yaitu pemilik modal,
singkat kata merekalah pemilik modal, yang memonopoli pasar.
Demikian juga, kebijakan ekonomi
Indonesia yang sedikit menganut ekonomi liberal dan tidak tegas yang hanya
menguntungkan daerah kaya atau maju tetapi juga mengutungkan orang kaya.
Misalnya saja terutama di masa Orde Baru kita melihat bagaimana konglomerat
kalau meminjam uang dalam jumlah besar di bank tidak diwajibkan memiliki
jaminan atau agunan, sementara pedagang kecil kalau pinjam uang di bank harus
memenuhi macam-macam agunan dan kewajiban yang sulit dipenuhi.
Coba kalau kita
berkaca kepada sebagian negara yang menggunakan asas ekonomi liberal seperti
Amerika Serikat, maka ketidakmerataan pendapatan dalam penduduknya akan dapat
sering anda lihat, sekalipun Amerika Serikat tergolong negara yang maju. Para
pemilik modal dan jutawan tenar layaknya Donald Trump dan Bill Gates, keduanya
akan mampu bertahan dan bahkan terus menguasai, mendominasi dan memonopoli
pasar. Sedangkan masyarakat kalangan bawah dan menengah dipastikan akan menjadi
korbannya.
CONTOH PRAKTEK EKONOMI LIBERALIS DI INDONESIA
Contoh bukti praktek ekonomi liberal di
negara kita yang gamblang dapat kita lihat yaitu pada proyek minyak blok Cepu
yang pada akhirnya infestor asing (Exxon Mobile) berhasil mengungguli Pertamina
selaku perusahaan negara. Belum lagi Freeport di Papua yang dikuasai Infestor
asing dari Amerika. Akibatnya eksploitasi tersebut hanya menguntungkan pihak
infestor saja, sedangkan mereka tidak memperdulikan Indonesia selaku pemilik
bahan bakunya.
Hal ini terjadi karena kurangnya adanya
ketegasan dari pihak Indonesianya sendiri. Pemerintah takut akan resiko yang
akan dihadapinya jika melaksanakan kebijakan yang dirasa akan merugikan pihak
asing.
Dengan demikian jika kita lihat dari contoh di atas maka keadilan sosial tidak
akan tercapai dan jauh dari prinsip nasionalisme yang menjunjung tinggi asas
keadilan sosial untuk masyarakatnya.
SISTEM EKONOMI SOSIALIS DI INDONESIA
Dalam kasus Indonesia,
kapitalisme global telah menjadikan sistem ekonomi Indonesia mengarah pada
spectrum kapitalistik karena besarnya pengaruh modal terhadapnya. Kondisi
seperti ini terlihat pada ketiadaan kemandirian dengan tergantung pada utang
luar negeri yang menyebabkan Indonesia harus tunduk pada pemilik modal. Oleh
sebab itu Indonesia harus terus bebenah khususnya dalam system perekonomiannya.
Dan dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi yang diterapkan di Indonesia sangat
bergantung atau dipengaruhi oleh sistem politik yang tengah berkembang.
Sebagai akibat dari
dekrit presiden 5 Juli 1959, maka Indonesia menjalankan sistem demokrasi
terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme
(segala-galanya diatur oleh pemerintah). Etatisme, yaitu keikutsetaan
pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan motovasi dan kreasi
masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat. Jadi masyarakat hanya
bersikap pasif saja
Tujuan yang hendak
dicapai bukanlah sekedar mencetuskan suatu terobosan ekonomi melelui big push,
melainkan juga untuk mendorong perkembangan masyarakat yang lebih menyeluruh
artinya untuk mencapai demokrasi nasional yang kemudian akam menuju pembangunan
tahap sosialisme. Dengan sistem ini, diharapkan akan membawa pada kemakmuran
bersama dan persamaan dalam sosial, politik, dan ekonomi. Semua aktivitas
ekonomi disentralisasikan di pusat pemerintahan sementara daerah merupakan
kepanjangan dari pusat. Dan hal ini menunjukkan ciri khas dari sistem ekonomi
sosialis dimana Sistem Ekonomi Sosialis merupakan sistem ekonomi yang seluruh
kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh pemerintah
secara terpusat. Contoh negara yang menganut sistem ekonomi ini adalah
Kuba, Korea, Eropa Timur dan RRC.
CONTOH PRAKTEK SISTEM EKONOMI SOSIALIS DI INDONESIA
v Penurunan
Nilai Uang (Devaluasi)
dengan tujuan:
·
Guna membendung
inflasi yang tetap tinggi
·
Untuk mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat
·
Meningkatkan nilai
rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan.
Maka pada tanggal 25
Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya mengenai penuruan nilai
uang (devaluasi), yaitu sebagai berikut.
1.
Uang kertas pecahan
bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50
2.
Uang kertas pecahan
bernilai Rp. 1.000 menjadi Rp. 100
3.
Pembekuan semua
simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000
Tetapi usaha
pemerintah tersebut tetap tidak mampu mengatasi kemerosotan ekonomi yang
semakin jauh, terutama perbaikan dalam bidang moneter. Para pengusaha daerah di
seluruh Indonesia tidak mematuhi sepenuhnya ketentuan keuangan tersebut.
v Dekon dan
Peraturan 1963
Pada bulan Maret 1963,
dicanangkan Deklarasi Ekonomi (Dekon). Dimaksudkan untuk menguraikan metode
yang hendak digunakan untuk melaksanakan Rencana Delapan Tahun. Menurut Dekon,
pertumbuhan ekonomi akan terjadi dalam dua tahap yakni :
1.
Tahap pertama adalah
penataan ekonomi yang sifatnya nasional dan demokratis serta bersih dari sisa
peninggalan imperialisme dan feodalisme.
2.
Tahap Kedua adalah
tahap pembangunan ekonomi sosialis Indonesia
Dekon mencerminkan
maksud pemerintah untuk mengadakan perubahan yang radikal dalam kebijaksanaan
ekonominya. Dekon memberi bimbingan positif untuk empat bidang yakni:
1.
Penentuan laju
pertumbuhan ekonomi
2.
Peningkatan laju
penanaman modal dalam negeri dan asing
3.
Pembukaan hubungan
ekonomi internasional
4.
Penentuan kegiatan
ekonomi sektor swasta, koperasi dan negara
Peraturan 26 Mei
merupakan suatu program stabilisasi ekonomi yang dilaksanakan melalui empat
belas peraturan untuk membendung inflasi. Mengandalkan mekanisme pasar dan
harga-harga yang ditentukan melalui mekanisme tersebut. Merupakan upaya berani
untuk menyeimbangkan anggaran nasional, menghapuskan banyak pengawasan harga,
memberikan otonomi yang besar kepada perusahaan negara dan menyerahkan
perusahaan kecil kepada pemerintah daerah. (Yahya Muhaimin,1991)
KESIMPULAN
Dengan demikian dalam
sistem ekonomi liberal di Indonesia , akan berdampakketimpangan ekonomi,
kesemena-menaan dan kesenjangan sosial akan terjadi. Karena yang kaya akan
semakin menjadi kaya sedangkan yang miskin akan semakin menjadi miskin karena
tidak adanya pemerataan ekonomi di seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Sedangkan, Sistem ekonomi sosialis di Indonesia lebih baik dibanding liberal
karena seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh
pemerintah secara terpusat. Dan dapat memakmurkan masyarakatnya lebih
merata. Namun sistem sosialis ini pengaruh pemerintah lebih dominan dan dapat
disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab